Prinsip-Prinsip Dasar Seni Lukis

Dalam menciptakan karya seni rupa/ lukis, pasti akan dihadapkan pada permasalahan penyusunan sesuatu. Sesuatu yang akan disusun tersebut berupa unsur-unsur/elemen-elemen visual seni lukis

Penyusunan ini dilakukan agar unsur-unsur/ elemen-elemen visual tersebut menjadi padu, sehingga akan tercipta sebuah karya seni yang enak dilihat. Adapun metode yang digunakan untuk mengorganisasikan unsur-unsur visual dalam menciptakan karya seni, yakni disebut prinsip-prinsip dasar seni rupa/ lukis, meliputi antara lain: kontras, irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan, proporsi.

a. Kontras 

Kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Semua mata sangat berbeda (interval besar). Kontras merangsang minat, kontras menghidupkan desain, kontras merupakan bumbu komposisi dalam pencapaian bentuk. Kontras yang berlebihan akan merusak komposisi, ramai dan berserakan (Kartika, 2004: 55).

b. Irama

Sanyoto (2009: 161) mengungkapkan bahwa: Irama adalah gerak perulangan atau gerak mengalir/aliran yang ajeg, runtut, teratur, terus-menerus. Pengertian ajeg dalam irama artinya bisa keajegan pengulangan dengan kesamaan-kesamaan, bisa keajegan pengulangan dengan perubahan-perubahan (dekat), atau bisa keajegan pengulangan dengan kekontrasan-kekontrasan/ pertentangan-pertentangan, yang kesemuanya dilakukan secara runtut, teratur, terus-menerus, seperti sebuah aliran tanpa henti. 



c. Keseimbangan

Keseimbangan berasal dari kata balance (inggris) merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa. Karya seni harus memiliki keseimbangan, agar enak dilihat, tenang, tidak berat sebelah, tidak menggelisahkan, tidak nggelimpang (Sanyoto, 2009: 237). 

d. Proporsi 

Proporsi atau perbandingan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa untuk memperoleh keserasian.Tujuan pokok mempelajari proporsi adalah untuk melatih ketajaman rasa, agar selanjutnya dengan feeling-nya seseorang secara cepat dapat mengatakan apakah objek/benda yang dihadapi tersebut serasi atau tidak (Sanyoto, 2009: 249).